Rabu, 16 Maret 2016

Pendekatan PMRI

A. Pengertian PMRI
                 Soedjadi (2001:2) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan realistic pada dasarnya adalah pemanfaatan realita dan lingkungan yang dipahami peserta untuk memperlancar proses pembelajaran matematika sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika yang lebih baik. Selain itu soedjadi juga menjelaskan bahwa realita adalah hal – hal nyata yang kongkrit yang dapat diamati dan dipahami siswa dengan cara membayangkan. Sedangkan lingkungan adalah tempat dimana peserta didik berada baik dilingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.
                 Menurut Prof.Zulkardi (2000) PMRI  adalah pendekatan yang bertitik tolak dari hal-hal yang real ‘nyata’ bagi siswa, serta menekankan keterampilan proses berdiskusi dengsn teman sekelas sehingga pada akhirnya hasil penemuanya tersebut dapat ia gunakan untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun masalah kelompok.
                  Jadi dapat disimpulkan bahwa PMRI adalah teori pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang riil atau pernah dialami siswa,menekankan keterampilan proses,berdiskusi,berkolaborasi,berargumentasi dengan teman sekelas,sehingga mereka dapat menemukan sendiri dan dapat menyelesaikan masalah individu/kelompok dalam kehidupan sehari-hari.

B.  Karakteristik PMRI
Soedjadi, Zulkardi dan Asikin mengkarateristikan pembelajaran PMRI menjadi 5 yaitu sebagai berikut:
1.        menggunakan masalah kontekstual ( the use of context).
Pembelajaran diawali dengan menggunakan masalah kontekstual ( dunia nyata) dan tidak dimulai dari sistem formal. Masalah kontekstual yang diangkat sebagai topik awal pembelajaran harus merupakan masalah sederhana yang diketahui oleh siswa.
2.        Menggunakan model ( use models, bridging by vertical instrument).
Istilah model berkaitan dengan masalah situasi dan model matematika yang dikembangkan sendiri oleh siswa, mengaktualisasikan masalah kebentuk visual sebagai sarana untuk memudahkan pengajaran.
3.        Menggunakan kontribusi siswa (student contribution).
Konstribusi yang besar diharapkan pada proses belajar mengajar datang dari siswa artinya semua pikiran ( konstruksi dan produksi) dihasilkan oleh siswa itu sendiri.
4.        Interaksi ( interactivity).
Mengoktimalkan proses pembelajaran melalui interaksi siswa dengan guru dan siswa dengan sarana dan prasarana merupakan hal terpenting dalam pembelajaran matematika realistik.
5.        Terintegrasi dengan topic lainnya (intertwining).
Struktur dan konsep matematika saling berkaitan maka dari itu, keterkaitan antar topik (unit pelajaran) tersebut harus dieksplorasi agar proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. 
C.  Prinsip-Prinsip PMRI
Selain karakteristik PMRI  terdapat juga prinsip –prinsip PMRI. Menurut gravemejer ada tiga prinsip dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan realistik matematika yaitu sebagai berikut:
1)        Penemuan kembali terbimbing (guided reinvention) dan matematika progesif (progresif mathematics).
Menurut prinsip ini pembelajaran matematika perlu diupayakan agar siswa mempunyai pengalaman dalam menemukan sendiri berbagai konsep, prinsip atau prosedur, dengan bimbingan guru untuk menyelesaikan berbagai jenis masalah yang ada dalam dunia nyata. Prinsip ini mengacu pada pernyataan tentang konstruktivisme bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer oleh guru tetapi hanya dapat dikonstruksi oleh siswa itu sendiri.
2)        Fenomenologi daktis ( didactical phenomenology)
Yang dimaksud dengan fenomenologi adalah para siswa dalam mempelajari konsep-konsep, prinsip – prinsip atau materi lain yang terkait dengan matematika bertitik tolak pada masalah – masalah kontekstual yang mempunyai berbagai kemungkinan atau setidaknya berasal dari masalah yang dapat dibayangkan oleh siswa.
3)        Mengembangkan model – model sendiri (self developed model)
Pada prinsip ini siswa diharapkan dapat mengembangkan sendiri model atau cara menyelesaikan masalah. Model atau cara tersebut dimaksudkan sebagai wahana untuk mengembangkan proses berfikir siswa  karena dari proses berfikir tesebut siswa dapat mengembangkan sediri model ataupun cara menyelesaikan masalah terutama masalah kontekstual.

D. Model pembelajaran PMRI
Untuk mendesain suatu model pembelajaran berdasarkan teori PMRI, model tersebut harus mempresentasikan karakteristik PMRI baik pada tujuan, materi, metode, dan evaluasi (Zulkardi, 2002; 2004).
1. Tujuan

Dalam mendesain, tujuan haruslah melingkupi tiga level tujuan dalam RME : lover level, middle level, and high level. Jika pada level awal lebih difokuskan pada ranah kognitif maka dua tujuan terakhir menekankan pada ranah afektif dan psikomotorik seperti kemampuan berargumentasi, berkomunikasi, justifikasi, dan pembentukan sikap kristis siswa.
2. Materi
Desain guru open material atau materi terbuka yang didiskusikan dalam realitas, berangkat dari konteks yang berarti; yang membutuhkan; keterkaitan garis pelajaran terhadap unit atau topik lain yang real secara original seperti pecahan dan persentase; dan alat dalam bentuk model atau gambar, diagram dan situasi atau simbol yang dihasilkan pada saat proses pembelajaran. Setiap konteks biasanya terdiri dari rangkaian soal-soal yang menggiring siswa ke penemuan konsep matematika suatu topik.
3. Aktivitas
Atur aktivitas siswa sehingga mereka dapat berinteraksi sesamanya, diskusi, negosiasi, dan kolaborasi. Pada situasi ini mereka mempunyai kesempatan untuk bekerja, berfikir dan berkomunikasi tentang matematika. Peranan guru hanya sebatas fasilitator atau pembimbing, moderator dan evaluator.
4. Evaluasi
Materi evaluasi biasanya dibuat dalam bentuk open-ended question yang memancing siswa untuk menjawab secara bebas dan menggunakan beragam strategi atau beragam jawaban atau free productions. Evaluasi harus mencakup formatif atau saat pembelajaran berlangsung dan sumatif, akhir unit atau topik.

Leave a Reply

 
 

Labels