A.
Pengertian Project Based Learning
adalah metode
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran
Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata (Kemdikbud, 2013).
Project based
learning atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap
suatu topik. Siswa secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran dengan
pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot,
nyata, dan relevan (Grant, 2002).
B.
Karakteristik Project Based Learning
Karakteristik
Project Based Learning Project based learning memiliki karakteristik yang
membedakan model yang lain. Karakteristik tersebut, antara lain :
1. Centrality
Pada project based learning proyek menjadi pusat dalam pembelajaran.
2. Driving
question Project based learning difokuskan pada pertanyaan atau masalah yang
mengarahkan siswa untuk mencari solusi dengan konsep atau prinsip ilmu
pengetahuan yang sesuai.
3. Constructive Investigation Pada project
based learning, siswa membangun pengetahuannya dengan melakukan investigasi
secara mandiri (guru sebagai fasilitator).
4. Autonomy
Project based learning menuntut student centered, siswa sebagai problem solver
dari masalah yang dibahas.
5. Realisme
Kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang
sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otetik dan menghasilkan sikap
profesional (Thomas, 2000).
C. Tujuan Project Based Learning
Tujuan Project
Based Learning Setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan dalam
penerapannya. Tujuan project based learning, antara lain :
sebagaimana
yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational Foundation (2005) terdiri
dari:
a. Penentuan
Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question) Pembelajaran dimulai
dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan kepada
siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Topik penugasan sesuai dengan dunia
nyata yang relevan untuk siswa. dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
b. Mendesain
Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project) Perencanaan dilakukan secara
kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa
“memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main,
pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial,
dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui
alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule) Guru
dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain: membuat timeline (alokasi waktu) untuk
menyelesaikan proyek, membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek,
membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, membimbing peserta
didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan
meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu
cara.
d. Memonitor siswa dan kemajuan proyek
(Monitor the Students and the Progress of the Project) Guru bertanggungjawab
untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek.
Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan
kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah
proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan
aktivitas yang penting.
e. Menguji
Hasil (Assess the Outcome) Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam
mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-
masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai
siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f.
Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience) Pada akhir pembelajaran, guru
dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu.
D. Sistem Penilaian proyek
Penilaian
proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan
kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara
jelas (Kemdikbud, 2013).
Pada penilaian
proyek terdapat 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
Kemampuan pengelolaan,- Kemampuan peserta didik dalam
memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta
penulisan laporan. Relevansi,- Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam
pembelajaran. Keaslian,- Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan
hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik (Kemdikbud, 2013).
Pengertian Project
Based Learning
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metode
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta
didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran
Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan
baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata
(Kemdikbud, 2013).
Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi
yang mendalam terhadap suatu topik. Siswa secara konstruktif melakukan
pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap
permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan (Grant,
2002).
Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis
proyek adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa
untuk dapat memahami suatu konsep dengan melakukan investigasi mendalam
tentang suatu masalah dan menemukan solusi dengan pembuatan proyek.
Karakteristik Project Based Learning
Project based learning memiliki karakteristik yang membedakan model yang
lain. Karakteristik tersebut, antara lain :
1. Centrality
Pada project based learning proyek menjadi pusat dalam pembelajaran.
2. Driving question
Project based learning difokuskan pada pertanyaan atau masalah yang
mengarahkan siswa untuk mencari solusi dengan konsep atau prinsip ilmu
pengetahuan yang sesuai.
3. Constructive Investigation
Pada project based learning, siswa membangun pengetahuannya dengan
melakukan investigasi secara mandiri (guru sebagai fasilitator).
4. Autonomy
Project based learning menuntut student centered, siswa sebagai problem
solver dari masalah yang dibahas.
5. Realisme
Kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang
sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otetik dan
menghasilkan sikap profesional (Thomas, 2000).
Tujuan Project Based Learning
Setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan dalam penerapannya.
Tujuan project based learning, antara lain :
Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek
Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran
Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek
yang kompleks dengan hasil produk nyata
Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek
Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PjBL yang
bersifat kelompok
Langkah-langkah Project Based Learning
Langkah-langkah project based learning sebagaimana yang dikembangkan
oleh The George Lucas Educational Foundation (2005) terdiri dari:
a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan kepada siswa dalam melakukan suatu aktivitas.
Topik penugasan sesuai dengan dunia nyata yang relevan untuk siswa. dan
dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan
demikian siswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan
bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek,
membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek,
membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan
meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
d. Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
menfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan
menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,
dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang
penting.
e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing siswa,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa,
membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu.
Sistem Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada
mata pelajaran tertentu secara jelas (Kemdikbud, 2013).
Pada penilaian proyek terdapat 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
Kemampuan pengelolaan,- Kemampuan peserta didik dalam memilih topik,
mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan
laporan.
Relevansi,- Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam
pembelajaran.
Keaslian,- Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik (Kemdikbud, 2013).
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/model-project-based-learning-landasan.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/model-project-based-learning-landasan.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Pengertian Project
Based Learning
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metode
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta
didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran
Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan
baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata
(Kemdikbud, 2013).
Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi
yang mendalam terhadap suatu topik. Siswa secara konstruktif melakukan
pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap
permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan (Grant,
2002).
Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis
proyek adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa
untuk dapat memahami suatu konsep dengan melakukan investigasi mendalam
tentang suatu masalah dan menemukan solusi dengan pembuatan proyek.
Karakteristik Project Based Learning
Project based learning memiliki karakteristik yang membedakan model yang
lain. Karakteristik tersebut, antara lain :
1. Centrality
Pada project based learning proyek menjadi pusat dalam pembelajaran.
2. Driving question
Project based learning difokuskan pada pertanyaan atau masalah yang
mengarahkan siswa untuk mencari solusi dengan konsep atau prinsip ilmu
pengetahuan yang sesuai.
3. Constructive Investigation
Pada project based learning, siswa membangun pengetahuannya dengan
melakukan investigasi secara mandiri (guru sebagai fasilitator).
4. Autonomy
Project based learning menuntut student centered, siswa sebagai problem
solver dari masalah yang dibahas.
5. Realisme
Kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang
sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otetik dan
menghasilkan sikap profesional (Thomas, 2000).
Tujuan Project Based Learning
Setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan dalam penerapannya.
Tujuan project based learning, antara lain :
Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek
Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran
Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek
yang kompleks dengan hasil produk nyata
Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek
Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PjBL yang
bersifat kelompok
Langkah-langkah Project Based Learning
Langkah-langkah project based learning sebagaimana yang dikembangkan
oleh The George Lucas Educational Foundation (2005) terdiri dari:
a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan kepada siswa dalam melakukan suatu aktivitas.
Topik penugasan sesuai dengan dunia nyata yang relevan untuk siswa. dan
dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan
demikian siswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan
bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek,
membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek,
membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan
meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
d. Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
menfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan
menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,
dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang
penting.
e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing siswa,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa,
membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu.
Sistem Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada
mata pelajaran tertentu secara jelas (Kemdikbud, 2013).
Pada penilaian proyek terdapat 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
Kemampuan pengelolaan,- Kemampuan peserta didik dalam memilih topik,
mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan
laporan.
Relevansi,- Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam
pembelajaran.
Keaslian,- Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik (Kemdikbud, 2013).
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/model-project-based-learning-landasan.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/model-project-based-learning-landasan.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan